Selasa 15 Mar 2022 01:20 WIB

Muslim Tatar Terdampak Perang Rusia-Ukraina

Situasi Tatar Krimea di Krimea disebut telah sulit sejak awal pendudukan Rusia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim Tatar di Eropa.
Foto: Reuters
Muslim Tatar di Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID,  MOSKOW -- Sekelompok tujuh tentara Rusia pada Kamis (10/3/2022) pukul 6 pagi melakukan penggerebekan terhadap rumah Leila Ibragimova di Melitopol di tenggara Ukraina. Ibragimova, seorang etnis Tatar Krimea, adalah tokoh terkenal di kota yang telah jatuh di bawah kendali tentara Rusia setelah invasi Rusia ke Ukraina itu.

Ibragimova merupakan wakil Dewan Regional Zaporizhzhia dan direktur Museum Kota Melitopol. Dia telah menjadi pendukung kuat untuk konstituennya, termasuk penduduk lokal sekitar 12 ribu Tatar Krimea, sebuah kelompok Muslim yang berasal dari dekat Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014.

Baca Juga

Para prajurit dilaporkan meletakkan tas di atas kepala Ibragimova dan memaksanya masuk ke dalam mobil. Lalu berkeliling sebentar sebelum mereka membawanya ke lokasi yang tidak ditentukan untuk diinterogasi. Mereka bertanya kepadanya tentang Azad, sebuah organisasi Tatar Krimea lokal, serta nama dan alamat para aktivis dan pemimpin opini di daerahnya.

Namun Ibragimova menolak memberikan informasi apa pun kepada orang-orang itu dan mengatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka ilegal. Ini masih Ukraina, katanya, dan hukum Rusia tidak berlaku. Ibragimova dibebaskan hari itu juga. Pasukan pendudukan Rusia memutuskan untuk tidak mengajukan tuntutan apapun terhadapnya.

Kendati demikian, para analis mengatakan penangkapan itu dapat memberikan wawasan tentang rencana jangka panjang Rusia ketika datang ke wilayah yang dikuasainya dalam dua minggu terakhir, dan taktik yang mungkin digunakan untuk mencapainya.

"Tujuan penahanan adalah untuk mengancam Ibragimova, mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kontaknya, dan mengidentifikasi orang dan organisasi yang harus menjadi target pasukan Rusia selanjutnya. Ini adalah metode terkenal dari dinas keamanan Rusia. Mereka telah melakukan hal yang sama di Krimea sejak 2014," kata Nedim Useinow, seorang ilmuwan politik di fakultas Islam Eropa, Universitas Warsawa, seperti dikutip dari Aljazeera, Senin (14/3/2022).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement