Sabtu 18 Jun 2022 03:40 WIB

MUI: India Harus Berubah

MUI menyerukan investigasi praktik islamofobia di India.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Massa membawa poster saat berunjuk rasa menentang penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh politisi India Nupur Sharma di Kedubes India, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Massa yang tergabung dalam Aksi 1706 Bela Nabi Muhammad tersebut meminta agar Pemerintah Indonesia memutukan hubungan diplomatik dengan India serta mengecam berbagai tidak kekerasan terhadap umat muslim di India.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Massa membawa poster saat berunjuk rasa menentang penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh politisi India Nupur Sharma di Kedubes India, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Massa yang tergabung dalam Aksi 1706 Bela Nabi Muhammad tersebut meminta agar Pemerintah Indonesia memutukan hubungan diplomatik dengan India serta mengecam berbagai tidak kekerasan terhadap umat muslim di India.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, mengusulkan agar ada investigasi praktik Islamofobia di India. Hal ini disampaikannya menyusul pristiwa penghancuran rumah dan bisnis milik minoritas Muslim oleh penguasa India.

"Seperti seruan saya beberapa hari yang lalu itu, memang harus ada kekuatan bersama atau mungkin bisa diinisiasi misalnya oleh Indonesia apakah oleh civil society, untuk melakukan investigasi terhadap praktek-praktek Islamofobia itu," kata Prof Sudarnoto kepada Republika.co.id, di kantor MUI Pusat, Jumat (17/6/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, nantinya data-data tentang islamophobia di India ini bisa menjadi laporan dan informasi penting untuk diangkat sebagai isu internasional. Selanjutnya MUI berharap pelakunya bisa diseret di pengadilan internasional.

Ia mengungkapkan, bahkan kelompok-kelompok minoritas lain seperti umat Kristiani di India sudah khawatir. Jadi masalah yang terjadi di India ini memang sangat serius.

"Karena itu apa yang dilakukan oleh partai pemerintah setempat (partai penguasa India) yang sekedar memecat (oknum partainya) itu tidak cukup, jadi mesti harus ada tindakan-tindakan konkret," ujar Prof Sudarnoto.

Ia menegaskan, India harus berubah, kalau tidak mau berubah maka harus ada tekanan internasional kepada India. Termasuk kekuatan-kekuatan civil society harus menekan India.

Prof Sudarnoto menyampaikan, MUI sedang menyiapkan waktu untuk bertemu dengan Mufti Asia Selatan, paling tidak dengan India. Dalam agenda ini akan mengikutsertakan tokoh-tokoh Hindu, karena tidak semua umat Hindu ekstrim seperti di India.

"Jadi dengan cara itu mudah-mudahan ini menjadi salah satu bagian energi kita untuk ikut memberikan dukungan terutama terhadap umat Islam yang mengalami nasib yang buruk dan bahkan cenderung memburuk (di India)," ujarnya.

Ia menambahkan, MUI juga akan menuntut penegakan hak asasi manusia (HAM) yang sebetulnya sudah menjadi amanah PBB. Agar HAM benar-benar ditegakan di India.

Ia menegaskan, kalau HAM tidak ditegakan di India, sekarang beberapa negara sudah melakukan boikot India. "Saya kira Indonesia bisa melakukan boikot," kata Prof Sudarnoto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement