Kamis 15 Sep 2022 16:59 WIB

Kemenag Jelaskan Tiga Prinsip Moderasi Beragama

Sikap mengakui adanya perbedaan merupakan prinsip dasar dalam moderasi beragama.

 Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Adib menjelaskan, ada tiga prinsip dalam moderasi beragama yang patut dipahami.
Foto: Kemenag
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Adib menjelaskan, ada tiga prinsip dalam moderasi beragama yang patut dipahami.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Adib menjelaskan, ada tiga prinsip dalam moderasi beragama yang patut dipahami. Tiga prinsip itu, kata dia, mengakui, menghargai, dan saling bekerja sama.

"Ada tiga prinsip moderasi beragama yang patut kita pahami sebagai upaya membangun kerukunan antarumat beragama, yaitu mengakui, menghargai, dan bekerja sama," jelas Adib di Jakarta, Selasa (13/9/2022), seperti dalam siaran pers.

Baca Juga

Adib menjelaskan, sikap mengakui adanya perbedaan merupakan prinsip dasar dalam moderasi beragama. Menurutnya, mengakui adanya perbedaan tidak akan mengganggu keyakinan seseorang.

"Syarat membangun kerukunan umat beragama itu harus ada sikap mengakui. Jadi kerukunan umat beragama dibangun dari adanya sikap mengakui orang lain yang berbeda dari kita. Sikap ini tidak akan menganggu orang terhadap keyakinannya sendiri," jelas Adib.

Kedua, kata dia, kerukunan terbangun ketika ada saling menghargai. Menurutnya, membangun kerukunan tidak cukup hanya mengakui adanya perbedaan, tapi juga harus menghargai perbedaan itu.

"Jadi ternyata tidak cukup dengan mengakui ada perbedaan, tetapi juga harus menghargai orang yang berbeda dengan kita, tanpa harus kita mencampuradukkan dengan keyakinan kita. Ini yang disebut dengan pluralitas," tegasnya.

Ketiga, tambahnya, saling kerja sama dalam mengatasi persoalan-persoalan di tengah masyarakat. Sebagai umat beragama yang hidup dalam negeri yang sama, NKRI, maka sudah sepantasnya untuk saling bekerja sama tanpa melihat perbedaan yang ada.

"Untuk menghadapi persoalan di negara ini, kita harus bekerja sama dengan semua komponen, termasuk dengan orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Itu syarat kerukunan yang harus menjadi pegangan kita semua. Ini tidak bisa terwujud apabila sikap keberagamaannya tidak moderat. Orang yang tidak moderat tidak mungkin mengakui, menghargai, apalagi mau bekerja sama," urainya.

Karenanya, Adib mengajak semua pihak untuk menyosialisasikan moderasi beragama secara benar dan luas. Jangan sampai, kata dia, masyarakat salah paham hanya karena kurang informasi mengenai moderasi beragama. "Ini tugas kita bersama untuk menyosialisasikan moderasi beragama," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement